Kamis, 23 Desember 2010

Gonad

1.1 Pengertian Gonad
Menurut Villee et, al (1984), gonad kelamin pada semua vertebrata terpisah, kecuali pada beberapa ikan berkerangka tulang. Testis merupakan sepasang alat berukuran sedang yang masing-masing mempunyai tubulas seminifenus yang berlaku-liku. Ini merupakan daerah yang luas untuk memproduksi bermilyad-milyad sperma ovosium ikan dan ampitria, yang menghasilkan ribuan atau ratusan telur memenuhi sebagian besar rongga tubuh. Pada hampir semua terbiasa, gonad resenteri rongga tubuh dan selama hidup tetap berada di tempat itu.
Testis atau gonad bersifat internal dan bentuknya longitudinal. Pada umumnya berpasangan lamprey dan hagfish mempunyai testis tunggal (Rechman, 2003).
Gonad sendiri adalah organ endokrin yang memproduksi dan mengeluarkan steroid yang mengatur pembangunan tubuh hewan mengendalikan karakteristiknya.

1.2 Ciri-ciri induk yang matang Gonad
1.2.1 Ciri induk jantan yang matang Gonad
Induk ikan mas matang gonad yaitu betina dengan berat 2,0-3,0 kg dan jantan dengan berat 1,5 – 2,0 kg masing-masing sebanyak 3 dan 6 ekor dimasukkan didalam kolam. Pemijakan berukuran 2 x 5 x 1 cm dan ditambah substrat berupa ketaban yang terbuat dari ijuk. (mukti, 2007)
Pada gonad jantan dapat dilihat dari papilla genitalnya yang terletak di belakang dan mendekati sirip anus, berwarna merah, merucing dan melembar ke arah pangkalan, maka ikan tersebut telah matang kelamin (Nazori, 2010)
Gonad mengalami peningkatan ukuran telur pada masing-masing individu dan ovarium menjadi lebih berwarna pada bagian perutnya (Royce, 1972)

1.2.2 Ciri induk berina yang masak telur
Ciri-ciri induk betina yang matang telur adalah bagian perutnya membesar, agak lembek dan lubang sakuran telur terlihat merah dan membengkak sedangkan induk jantan yang matang gonad memperlihatkan warna hitam kelam, bagian baju putih, sirip ekor dan sirip punggung berwarna merah (Sugiarto ,1988 dalam Rustidja, 1996)
Ciri induk betina yang telah matang gonad dapat melihat dari bentuk perut yang membesar sangat lembut dapat juga dengan mengurut perut ikan tersebut. (Nazori, 2010)
Menurut Schveck dan Peter 1990 dibeberapa spesies ikan kemajuan kematangan seksual disertai dengan perubahan seksternal yang jelas pada bentuk tubuh atau pigmentasi, melalui perubahan ralang atau pengembangan gonorodia, terbekel atau ciri-ciri seks sekunder yang lain.

1.3 Anatomi Sistem Reproduksi Jantan
Testis (gonad jantan) berbentuk memanjang dan menggantung pada bagian atas rongga tubuh dengan pesantaraan mesorkium, berjumlah sepasang. Pada Chonduricthyes testis yang satu lebih besar dari testis yang lain. Testis tersusun dari folikel-folikel tempat spermatozoa berkembang. Ukuran dan warna gonad dapat mencapai 12% atau lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testis berwarna dan halus pada sikuroisea testisnya tegak (Raharjo, dkk 1989)
Testis vertebrata terdiri atas ribuan saluran (tubulus) sperma. Dinding tubuh tubulus sperma tersebut dilapisi oleh sel gersmital primitif yang mengalami kekhususan disebut spermatogonium (Vuhaniosperma, bibit genes keturunan) (Villee, dkk 1998)

1.4 Anatomi Sistem Reproduksi Betina
Ovarium berbentuk memanjang, terletak dibawah atau disamping gelembung gas (jika ada) kadang berjumlah sepasang. Ovarium bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaran cheovaria, dibawah dibawah atau disamping gelembung gas (bila ada). Ukuran dan perkembangannya dalam tubuh bervariasi dengan tingkat kematangannya. Warnanya pun berbeda-beda. Sebagian besar berwarna keputih-putihan pada waktu lebih muda dan menjadi kekuning-kuningan pada waktu matang. (Raharjo, dkk 1989)
Ovarium ikan berbentuk longitudinal seperti agar-agar jenih dan berbintik-bintik berisi sel telur atau ova-Raisanesa jumlah sepasang,. Dari ovarium sel telur keluar melalui saluran yang disebut ovidwck (Rachman, 2003)

1.5 TKG Jantan
1.5.1 TKG Menurut Tester dan Takata
Menurut Effendi, 2002 tingkat kematangan gonad ikan Kuhlia Sandvicensis menurut Tester dan Takata (1953).
1. Tidak masak, Gonad sangat kecil seperti benang dan transparan. Penampang gonad pada ikan jantan pipih dan kelabu, penampang pada ikan betina bulat dengan warna kemerah-merahnya.
2. Permukaan masak, Gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan kelabu atau putih, bentuknya pipih sedangkan pada ikan betina kemerah-merahan atau kuning dan bentuknya bulat telur tidak tampak.
3. Hampir masak. Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan berwarna putih, pada ikan betina berwarna kuning. Bentuk telur tampak melalui dinding ovarium.
4. Masak. Gonad mengisi ¾ bagian rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan putih. Gonad betina berwarna kuning, hampir bening. Telur dapat dilihat kadang-kadang dengan tekanan halus palu perutnya ada yang menonjol pada lubang pelepasannya.
5. Salin. Hampir sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan berwarna putih. Kadang-kadang dengan bintik coklat. Gonad betina berwarna merah, lembik dan telur tidak tampak.
Menurut Hartono (2009) tingkat kematangan gonad menurut Takatta dan Tester (1953)
1. Tidak masak, Gonad sangat kecil seperti benang dan transparan. Penampang gonad pada ikan jantan pipih dan kelabu, penampang pada ikan betina bulat dengan warna kemerah-merahnya.
2. Permukaan masak, Gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan kelabu atau putih, bentuknya pipih sedangkan pada ikan betina kemerah-merahan atau kuning dan bentuknya bulat telur tidak tampak.
3. Hampir masak. Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan berwarna putih, pada ikan betina berwarna kuning. Bentuk telur tampak melalui dinding ovarium.
4. Masak. Gonad mengisi ¾ bagian rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan putih. Gonad betina berwarna kuning, hampir bening. Telur dapat dilihat kadang-kadang dengan tekanan halus palu perutnya ada yang menonjol pada lubang pelepasannya.
5. Salin. Hampir sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan berwarna putih. Kadang-kadang dengan bintik coklat. Gonad betina berwarna merah, lembek dan telur tidak tampak.

1.5.2 TKG menurut Kaya dan Hasker
Menurut Effendi (2002) tingkat kematangan gonad jantan (testis) dan ikan Green Sunfish secara histologi menurut Kaya dan Hasker (1972)
1. Testis Regresi (lahir musim panas sampai pertengahan musin dingin). Dinding gonad dilapisi oleh spermatogonia awal dan sekunder. Sperma sisa mungkin masih terdapat
2. Perkembangan sperma tagonia sama dengan tingkat I hanya proporsinya spermatogonia sekunder bertambah sperma sisa kadang-kadang masih terlihat.
3. Awal aktif spermatogenesis. Cyste spermatocyt timbul dan kemudian semakin bertambah cyste spermatid dan spermatozoa juga mulai keluar.
4. Aktif spermatogenesis semua tingkat spermatogenis ada dalam jumlah yang banyak. Spermatozoa bebas mulai terlihat dalam rongga seminiferous.
5. Testis masak. Lumer penuh dengan spermatozoa pada dinding labute penuh cyste bermacam-macam tingkat.
6. Testis regresi rongga seminifreous masih berisi spermatozoa. Dinding testis mengkerut karena sperma dikeluarkan
Menurut Saha (2009). TKG Gonad jantan (testis) ikan Queen Sunfish secara hitrologi (Kaya dan Haster, 1972).
1. Testis Regresi (lahir musim panas sampai pertengahan musin dingin). Dinding gonad dilapisi oleh spermatogonia awal dan sekunder. Sperma sisa mungkin masih terdapat
2. Perkembangan sperma tagonia sama dengan tingkat I hanya proporsinya spermatogonia sekunder bertambah sperma sisa kadang-kadang masih terlihat.
3. Awal aktif spermatogenesis. Cyste spermatocyt timbul dan kemudian semakin bertambah cyste spermatid dan spermatozoa juga mulai keluar.
4. Aktif spermatogenesis semua tingkat spermatogenis ada dalam jumlah yang banyak. Spermatozoa bebas mulai terlihat dalam rongga seminiferous.
5. Testis masak. Lumer penuh dengan spermatozoa pada dinding labute penuh cyste bermacam-macam tingkat.
6. Testis regresi rongga seminifreous masih berisi spermatozoa. Dinding testis mengkerut karena sperma dikeluarkan

1.6 Tingkat kematangan Gonad Betina
1.6.1 TGK Menurut Devados
Menurut Effendie (2002) tingkat kematangan gonad ikan otolithus Rubber dan Johnius clussumlen menurut Devados :
1. Tidak masak. Ovarium berwarna pucat keruh memanjang sampai sepertiga panjang rongga perut. Telur tidak dapat dilihat oleh mata, keadaan telur kecil, tidak berkuning telur, transparan dengan inti yang jelas.
2. Tidak masak. Ovarium berwarna merah anggur mengisi 1/3 – 1/2 rongga perut. Gonad tidak simetri, telur tidak dapat terlihat oleh mata. Keadaan telur pembentukan kuning telur disekitar inti.
3. Hampir masak. Ovarium berwarna merah jambu sampai kuning, berbutir-butir, memanjang sampai 1/2 – 2/3 dalam rongga perut.. Keadaan telur kecil warna tidak terang, inti sebagian dan seluruhnya terbenam dalam kuning telur.
4. Hampir masak. Ovarium berwarna putih susu sampai kuning, pembuluh darah terlihat dibagian atasnya, memanjang sampai 2/3 bagian dari rongga perut, telur mudah terlihat. Keadaan telur dalam ukuran sedang dan warna tidak terang, belum bebas dari sel-sel folikel.
5. Masak. Ovarium berwarna kuning kemerah-merahan, pembuluh darah jelas, panjang sampai 3/4 – 4/5 rongga perut, telur jelas terlihat. Keadaan telur masak berukuran besar dan berwarna tidak terang, bebas dari folikel.
6. Masak. Ovarium berwarna kemerah-merahan seperti kue puding, mengisi seluruh rongga perut. Keadaan telur masak berukuran besar, transparan, kuning telur, berisi gelembung minyak.
7. Salin. Ovarium mengkerut sebagai hasil pemijahan.
Menurut Uma (2009), tingkat kematangan gonad ikan otolithius Ruber dan Johnius Cussumien menurut Devados (1969).
1. Tidak masak.
Ovarium berwarna pucat keruh memanjang sampai sepertiga panjang rongga perut. Telur tidak dapat dilihat oleh mata, keadaan telur kecil, tidak berkuning telur, transparan dengan inti yang jelas.
2. Tidak masak.
Ovarium berwarna merah anggur mengisi 1/3 – 1/2 rongga perut. Gonad tidak simetri, telur tidak dapat terlihat oleh mata. Keadaan telur pembentukan kuning telur disekitar inti.
3. Hampir masak.
Ovarium berwarna merah jambu sampai kuning, berbutir-butir, memanjang sampai 1/2 – 2/3 dalam rongga perut.. Keadaan telur kecil warna tidak terang, inti sebagian dan seluruhnya terbenam dalam kuning telur.
4. Hampir masak.
Ovarium berwarna putih susu sampai kuning, pembuluh darah terlihat dibagian atasnya, memanjang sampai 2/3 bagian dari rongga perut, telur mudah terlihat. Keadaan telur dalam ukuran sedang dan warna tidak terang, belum bebas dari sel-sel folikel.
5. Masak.
Ovarium berwarna kuning kemerah-merahan, pembuluh darah jelas, panjang sampai 3/4 – 4/5 rongga perut, telur jelas terlihat. Keadaan telur masak berukuran besar dan berwarna tidak terang, bebas dari folikel.
6. Masak.
Ovarium berwarna kemerah-merahan seperti kue puding, mengisi seluruh rongga perut. Keadaan telur masak berukuran besar, transparan, kuning telur, berisi gelembung minyak.

7. Salin.
Ovarium mengkerut sebagai hasil pemijahan.
1.6.2 TKG Menurut Nikolshy
Menurut Effendie (2002) tingkat kematangan gonad ikan menurut Nikolsky :
1. Tidak masak. Individu masih belum berhasrat, mengadakan reproduksi, ukuran gonad kecil.
2. Masa Istirahat. Produksi seksual belum berkembang, gonad berukuran kecil, telur tidak dapat dibedakan oleh mata.
3. Hampir masak. Telur dapat dibedakan oleh mata. Testis berubah dari warna transparan menjadi warna ras.
4. Masak. Produk seksual masak. Produk seksual mencapai berat maksimum, tetapi produk tersebut belum keluar bila perut diberi sedikit tekanan.
5. Reproduksi bila perut diberi sedikit tekanan produk seksual akan menonjol dari lubang pelepasan. Berat gonad cepat menurun sejak semula berpijah sampai pemijahan selesai.
6. Keadaan salin. Produk seksual telah dikeluarkan. Lubang genital berwarna kemerahan gonad mengempis ovarium berisi beberapa telur sisa. Testis juga berisi sperma sisa.
7. Masa istirahat. Produk seksual telah dikeluarkan. Warna kemerah-merahan pada lubang genital telah pulih. Gonad kecil dan telur belum terlihat mata.
Menurut Wahyuningsih et.al (2006) tingkat kematangan gonad ikan menurut Nikolsky (Begennnal dan Broum, 1968) dalam Effendie (1997) yaitu.
1. Tidak masak. Individu masih belum berhasrat, mengadakan reproduksi, ukuran gonad kecil.
2. Masa Istirahat. Produksi seksual belum berkembang, gonad berukuran kecil, telur tidak dapat dibedakan oleh mata.
3. Hampir masak. Telur dapat dibedakan oleh mata. Testis berubah dari warna transparan menjadi warna ras.
4. Masak. Produk seksual masak. Produk seksual mencapai berat maksimum, tetapi produk tersebut belum keluar bila perut diberi sedikit tekanan.
5. Reproduksi bila perut diberi sedikit tekanan produk seksual akan menonjol dari lubang pelepasan. Berat gonad cepat menurun sejak semula berpijah sampai pemijahan selesai.
6. Keadaan salin. Produk seksual telah dikeluarkan. Lubang genital berwarna kemerahan gonad mengempis ovarium berisi beberapa telur sisa. Testis juga berisi sperma sisa.
7. Masa istirahat. Produk seksual telah dikeluarkan. Warna kemerah-merahan pada lubang genital telah pulih. Gonad kecil dan telur belum terlihat mata.
8.
1.7 Proses Pembentukan dan Pengembangan Gonad Jantan.
Testis ikan ditupang secara memanjang oleh “mesen tenes” dan di dalam testis tersebut banyak tubulus. Tubulus, dimana sepanjang tubulus berisi cyste-cyste seminiferous yang dikelilingi oleh sel-sel cretoli, cyste ini akan berdiferensiasi menjadi spermatogonium yang selanjutnya akan mengalami proses spermatogenesis menjadi spermatozoa (Brusle, 1982 dalam Rustidja 1999).
Menurut Herper dan Prugirin (1982) dalam Rustidja (1998) menyatakan terdapat dua hal yang berkaitan dengan diferensiasi kelamin pada tilapio yaitu:
a. Jenis kelamin terbentuk pada standia akhir perkembangan larva yaitu pada sekitar 3 sampai 4 minggu setelah menetas.
b. Jenis kelamin larva setelah penetasan kondisinya sangat labil sehingga dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.

1.8 Proses Pembentukan dan Perkembangan Gonad Betina.
Gonad (ovarium) merupakan semacam kantong dan mempunyai lamella ini mengandung sel-sel fold yang perdiferensiasi menjadi ougonium. Selanjutnya ougonium akan mengalami akan mengalami proses ovogenesis menjadi ovum yang dibungkus folikel dan folikel ini terletak dalam lamella yang mempengaruhi ruang ovarium (Hour dan Rundall, 1985 dalam Rustidja).
Menurut Rustidja (2000), pertumbuhan ousit dalam ovarium dapat di bagi menjadi dua tahap, yaitu tahap I adalah tahap pertumbuhan primer (privitell ogenesis) ditandai dengan peningkatan ukuran, tahap II adalah tahap pertumbuhan sekunder (oxogenenous vitellegenesis) ditandai dengan terjadinya pembentukan visikel pada bagian parifer sitoplasma dan meluas ke arah inti sel. Oasit berkembang mulai terjadi akumulasi protein kuning telur dari alam (endogenous vitellogenesis) dan mengatur dengan derivate kuning telur hasil sintensa darin hasil laxogenous vetellogenesis yang di bawah melalui aliran darah.

1.9 Faktor yang mempengaruhi pembentukan Gonad eksternal dan internal
Faktor-faktor lingkungan seperti curah hujan (perubahan zat kimia dalam air) suhu, sinar, adanya tumbuh-tumbuhan dan ikan jantan dapat memicu maturasi, ovulasi dan spawning dari oucytes berkuning telur. Beberapa jenis ikan Indonesia seperti ikan mas, tawer. Tambakan seperti siam, gurami, mujair dan lele dapat dipinjakna dengan mestimulasi faktor-faktor lingkungan (Ritcter dan Rustidjo, 1985)
Pertumbuhan gonad kadang-kadang juga tergantung oleh suhu yang sesuai, makan yang kaya protein. Suatu lingkungan yang sesuai dengan gonad yang matang serta adanya lawan jenis seakan menyebabkan terjadinya pemijahan (Rischter dan Rustidja) pemijahan (Richter dan Rustidja, 1985 dalam Rustidja, 2000)






2.METODOLOGI

2.1 Prosedur Kerja























3.DATA HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel Tingkat Kematangan Gonad
KELOMPOK Tingkat Kematangan Gonad
1 Perkembangan I
2 Dara berkembang
3 Bunting
4 Perkembangan II
5 Memijah II
6 Bunting
7 Dara
8 Bunting


3.2 Gambar gonad ikan resipien

a.Gambar gonad ikan resipien yang menunjukkanTKG pada perkembangan II

b.Gambar menunjukkan Gonad Ikan resipien yang telah ditetesi larutan asetokarmin



4.PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur
Dalam praktikum Fisiologi Hewan Air materi Pewarnaan dan Pengamatan Gonad, langkah pertama adalah disiapkan alat dan bahan. Alatnya yaitu timbangan digital oz berfungsi untuk mengetahui berat ikan mas (Cyprinus carpio), pisau berfungsi untuk memotong kepala ikan mas (Cyprinus carpio), sectio se berfungsi untuk membedah ikan mas (Cyprinus carpio), nampan berfungsi untuk menimbang ikan dan sebagai tempat saat ikan dibedah, ember berfungsi sebagai tempat ikan sementara, timbangan digital berfungsi untuk menimbang kertas saring dengan ketelitian 10-2, objek glass berfungsi sebagai tempat telur ikan yang diamati, cover glass berfungsi untuk menutup objek glass, pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan asetokarmin, mikroskop berfungsi untuk mengamati benda yang bentuknya kecil, kamera digital berfungsi untuk mengambil gambar gonad. Bahannya yaitu ikan mas (Cyprinus carpio) betina berfungsi sebagai ikan resipien dan yang diamati telurnya, kertas saring berfungsi untuk menyerap air dan sebgai tempat gonad, larutan asetokarmin berfungsi untuk memperjelas pada saat pengamatan sel telur, lap basah berfungsi sebagai penutup mata ikan saat ditimbang. Langkah selanjutnya adalah ikan resipien yaitu ikan yang disuntikkan hipofisa, disiapkan dan diamati sek sekunder yaitu bagia luar tubuhnyaa, kemudian diukur TL seluruh tubuhnya dan ditimbang berat tubuh dengan menggunakan timbangan analitik oz dengan ketelitian 10-4, kemudian dipotong kepala dengan menggunakan pisau dan disectio, kmudian dibersihkan organ-organnya (kecuali gonad) karena untuk diamati gonadnya (Letak, TKG, warna). Kemudian kertas saring ditimbang dengan timbangan digital dengan ketelitian 10-2, kemudian gonad diletakkan kertas saring untuk menyaring air dan lemak yang terdapat pada gonad, kemudian ditimbang dengan timbangan analitik oz dengan ketelitian 10-4 dan diambil sebagian, kemudian ditetesi asetokarmin yang berfungsi untuk memperjelas pada saat pengamatan sel telur, didiamkan selama 2-3 menit agar kering, kemudian ditutupi dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop dan di gamabr bentuk gonad dan didapatkan hasilnya.

4.2 Analisa Hasil
Berdasarkan data pngamatn tentang Pewarnaan da Pengamatan Gonad, diperoleh hasil pada kelompok 4, kematangan gonad mencapai tahap perkembangan II, hal tersebut terlihat dari bentuk gonad, pad saat praktikum gonad ikan pada kelompok 4 belum matang sempurna, tidak terdapat inti pad gonad, sedangkan pada kelompok 5 tingkat kematangan gonad mencapai tahap mijah, gonad berbentuk bulat lonjong, berwarna kuning-kekuningan dan telur dapat dilihat dengan mata telanjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi perbedaan tingkat kematangan gonad berbeda hal tersebut dimungkinkan oleh beberapa faktor sperti suhu, musim. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Effendi (2002), bahwa faktor utama yang mempengaruhi kematangan gonad ikan didaerah bermusim empat antara lain ialah suhu dan makanan. Tetapi untuk ikan daerah tropic faktor suhu secara relative perubahannya tidak besar dan umumnya gonad dapat masuk lebih cepat.
Pada pengamatan gonad kelompok 4, kondisi pada ikan betina mengalami perubahan seks sekundr, warna tubuh pada ikan pucat, perut membuncit, operkulum terasa halus dan organ genital terlihat memerah, hal tersebut merupakan ciri-ciri ikan matang gonad seperti pernyataan, Naziri (2010), ciri induk ikan betina yang telah matang gonad dapat dilihat dari bentuk perut yang membesar sangat lembut dapat juga mengurut perut ikan tersebut.

4.3 Faktor Koreksi
Faktor koreksi yang didapat dari praktikum tentang pewarnaan dan pematangan gonad adalah
- Kurangnya terampilnya praktikan saat membedah ikan sehingga waktu yang digunakan terlalu lama
- Ada mikroskop yang rusak sehingga ada kelompok yang menggunakan mikroskop lain sehingga pengamatan lama
- Kurang terampilnya praktikan saat membuat preparat sehingga dilakukan pengulangan pembuatan preparat
- Penimbangan yang lama membuat ikan stress
-
4.4 Manfaat di Bidang Perikanan
Adapun manfaat yang diperoleh setelah praktikum tentang pewarnaan dan pengamatan gonad adalah
- Mengetahui letak gonad ikan sehingga dapat melakukan pembedahan secara benar
- Mengetahui tingkat kematangan gonad yang siap memijah
- Mengetahui tahapan-tahapan perkembangan gonad menurut tanaka
- Mengetahui pengaruh hipofisa terhadap kematangan gonad








5.PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Gonad, kelamin pada semua vertebrata terpisah, kecuali ikan berkerangka tulang
 Testis merupakan sepasang alat berukuran sedang yang masing-masing mempunyai sejumlah besar tubulus seminiferus yang berliku-liku
 Ciri-ciri matang gonad jantan:Papila genitalnya yang terletak di belakang,mendekati sirip anus,berwarna merah,meruncing,meruncing ke arah pangkal
 Ciri-ciri matang gonad betina dari bentuk memperbesar,agak lembek,lubang saluran telur terlihat memerah dan membengkak.
 Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui
- Fase perkembangan : II
- Berat gonad : II, I gram
 Testes ikan ditopang secara memanjang oleh, mesentries dan didalam testes tersebut
 Gonad merupakan semacam kantung dan mempunyai lamella yang masuk kedalam laumensentral
 Faktor yang mempengaruhi pembentukan gonad seperti curah hujan, suhu, sinar matahari.

5.2 Saran
Agar dalam praktikum selanjutnya bisa lebih baik lagi dalam pemilihan indukan ikan, agar semua kelompok dapat mengamati bentuk telur ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, M. I 2002 Biologi Perikanan Yayasan Pustaka Nusantara Yogyakarta.
Hartono. 2009. Indeks Kematangan Gonad. http://langlangungublokspot.com / 2009 / 12 / indeks – kematangan – gonad.
Di akses pada tanggal 26 N1ovember 2010 pukul 19.00 WIB.
Mukti. 2007 Perbandingan Pertumbuhan dan Perkembangan Gonad.
http://eprint.file.npl.edu/ai.php.pdf di akses pada 27 November 2010 pukul 17.00 WIB.
Naziri. 2010. Aspek Biologi Reproduksi ikan lele. http://nazinword.press.com / 2010 / II. Diakses pada tanggal 28 November 2010 pukul 18.00 WIB.
Rachman, 2007 Sistem Organ Pernafasan. Peredaran Darah, Eksresi, Reproduksi, Sarat dan Hormon Pada Ikan. Universitas Brawijaya Malang.
Rahardjo, 1989 Biologi Ikan Institut Pertanian Bogor: Bogor dll.
Richter dan Rustidja. 1985. Pengaturan Ilmu Reproduksi Ikan
Universitas Brawijaya Malang
Royce, 1972 Fishery Sciences. Academic Press New York
Rustidja. 1996. Feromon Ikan. Universitas Brawijaya Malang.
1998. Sex Reserval ikan Nila.Universitas Brawijaya: Malang.
1999. Tripoid ikan Mas X dan y. Universitas Brawijaya: Malang.
2000. Prospek Pembekuan Sperma ikan. Universitas Brawijaya. Malang.
Saha. 2009 Tingkat Kematangan Gonad http.//sahawordpress.com/2007/12/com. Di akses pada tanggal 19 November 2010 pukul 21.00WIB.
Schreck and Peter. 1990. Methods for Fish Biology American Fishery society. USA.
Suendsen and Anthony. 1984. An introduction to animal Physiology. MIP press.
Sulistiono, et. Al. 2001. Kematangan Gonad beberapa Jenis ikan Buntal (tetradon lunarin). http./ikhologi-indonesia jurnal/1.2/04 oo1 pdf di akses pada
Uma. 2009. Reproduksi ikan. http: //corrosius.wordpress.com/limited. USA. Di akses pada Tanggal 28 November 2010 pukul 18.00 WIB.
Ville a,c. et ui. 1984. Zoologi Umum. Erlangga: Jakarta.
Wahyunigsih. 2006. Buku ajar Icthilogi. http://file upi.eduppdf. di akses pada 28 november 2010 pukul 13.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar